Sabtu, 21 Maret 2009

Siapakah Wanita Shalihah Itu?

Semua wanita pasti berkeinginan ingin menjadi wanita yang shalihah.
Seperti apakah wanita shalihah itu? Apakah kita termasuk didalamnya?
Simak uraian mengenai kriteria wanita shalihah yang didambakan oleh kita semua.
1. Wanita shalihah itu adalah wanita yang mengimani Allah sebagai Tuhannya, Muhammad sebagai rasulNya dan Islam adalah agamanya. Dengan mengaplikasikan cinta kita kepada Allah, maka akan membuahkan ketaatan dan tunduk kepada perintah Allah dan rasulnya dan menjauhi laranganNya.
Katakanlah, " Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Ali Imran : 31).
Katakanlah, "taatilah Allah dan rasulNya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (QS. Ali Imran : 32).
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan rasulNya, maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (QS. Al Ahzab : 36)
2. Wanita shalihah itu berbakti kepada orang tua, patuh dan berbuat baik kepada keduanya, karena tahu ridha Allah terkait dengan keridhaan keduanya dan kemurkaanNya ditentukan oleh kemurkaan keduannya selama tidak bertentangan dengan perintah Allah.
Dan Tuhan-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau keduanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali jangan kamu mengatakan kepada keduanya "ah", dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Bani Israil : 23).
3. Wanita shalihah itu wanita yang menjaga pandangannya seperti yang difirmankan Allah dalam QS. An Nur : 30-31 dan QS. Al Ahzab ayat 59
Katakanlah kepda laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya’. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Dan katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka..........” (An-Nur : 30-31).
Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min. ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka’. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab ayat 59).
4. Wanita shalihah selalu menjaga akhlaknya dan pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain.

Mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. dalam sabdanya, "Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah". (HR. Muslim).

Pesan ini disampaikan untukku, untukmu, untuknya, untuk semuanya...Semoga kita (wanita) termasuk dalam sekumpulan wanita shalihah. Amin.....

Rabu, 18 Maret 2009

Cara menghadapi ujian hidup yang diberikan Allah

Apapun yang menimpa diri kita, Insya Allah akan menjadi kebaikan kalau dihadapi dengan sikap positif yakni berhuznuzan (berbaik sangka) kepada Allah.

Mencermati situasi saat ini, terasa betapa kehidupan dirasakan sangat berat. Ujian datang bertubi-tubi, bencana terjadi dimana-mana, pengganguran merajelela akibat dampak dari krisis moneter, terjadi banyak kasus tindak kriminal yang diberitakan melalui media cetak maupun elektronik, perasaan gelisah, takut, gentar (ketika menghadapi musuh), kelaparan karena ditimpa malapetaka, musnahnya harta benda, wafatnya anggota keluarga, gagalnya hasil panen karena serangan hama dan lain sebagainya. Mampukah kita menghadapi ujian tersebut jika ujian itu Allah berikan kepada diri kita? Paling tidak ada 7 trik yang dapat kita lakukan, yakni :

Pertama, yakini bahwa cobaan itu merupakan ekspresi cinta Allah pada hamba-Nya. Allah Swt memberikan cobaan agar kita menjadi lebih dewasa dan matang dalam mengarungi kehidupan.
Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka ia diberi-Nya cobaan.”? (H.R.Bukhari)

Kedua, yakini bahwa makin besar dan banyak cobaan yang Allah turunkan kepada kita, makin besar pula pahala dan sayang Allah yang akan dilimpahkan kepada kita. Dengan catatan, kita bisa menyelesaikan setiap ujian itu secara baik.

“Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10).

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar, (yaitu) orang orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : ‘Innaa lillahi wa inna ilaihi raaji’uun’. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah : 155 - 157).

Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda, “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya cobaan. Sesungguhnya apabila Allah Ta’ala itu mencintai suatu kaum maka Ia mencobanya. Barang siapa yang rela menerimanya, ia mendapat keridhoan Allah, dan barang siapa yang murka, maka ia pun mendapat murka Allah” (H.R.Tirmidzi)

Ketiga, yakini bahwa ujian itu akan menghapuskan dosa-dosa yang pernah kita kerjakan.

Abu Said dan Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Nabi saw. bersabda: “Seorang muslim yang tertimpa penderitaan, kegundahan, kesedihan, kesakitan, gangguan, dan kerisauan, bahkan hanya terkena duri sekalipun, semuanya itu merupakan kafarat (penebus) dari dosa-dosanya (H.R. Bukhari dan Muslim)

Keempat, selalu berpikir positif bahwa apapun yang menimpa diri kita akan menjadi kebaikan.

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang orang yang sabar, (yaitu) orang orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan : ‘Innaa lillahi wa inna ilaihi raaji’uun’. Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah : 155 - 157).

Abu Yahya Shuhaib bin Sinan r.a. berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda: “Sungguh menakjubkan sikap seorang mukmin itu, segala keadaan dianggapnya baik dan hal ini tidak akan terjadi kecuali bagi seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, ia bersyukur, maka itu lebih baik baginya, dan apabila ditimpa penderitaan, ia bersabar, maka itu lebih baik baginya.”(H.R.Muslim)

Kelima, yakini bahwa setelah dalam kesulitan ada kemudahan. Fakta menunjukkan, sering kali ide-ide brilian justru lahir atau muncul ketika kita berada dalam puncak kesulitan. Contoh sederhana, banyak mahasiswa bisa mengarang pada saat menghadapi soal-soal ujian bukan? Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (Q.S. Alam Nasyrah 94: 5- 6)

Keenam, selalu optimis bahwa kita bisa menyelesaikan setiap ujian yang Allah SWT berikan, karena Allah SWT tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya. Optimisme bisa melahirkan energi yang tersembunyi dalam diri kita, karena itu optimisme bisa menjadi bahan bakar untuk menyelesaikan segala persoalan.

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.” (Q.S. Al-Baqarah 2 : 286)

Ketujuh, hadapi ujian dengan usaha dan doa. Kerahkan segala ihtiar untuk menyelesaikan ujian dan bingkai usaha itu dengan doa. Ikhwan wa akhwati fillah rahimahullah, sesungguhnya doa adalah ibadah, dan kita dianjurkan untuk banyak-banyak berdoa pada
Allah, bahkan apabila kita tidak berdoa kepada AllAH maka kita termasuk orang yang sombong dan merasa cukup sehingga bisa membuat kita berpaling dan tidak bersyukur pada Allah, wa iyya udzubillah.

Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap” (Q.S. Alam Nasyarh 94 : 7 - 8).

Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan doamu.” (Q.S. Al-Mu’min 40: 60).

Mungkin sudah banyak doa yang kita panjatkan tetapi ada yang belum terkabul. Tahukah ya ikhwan wa akhwati fillah bahwa doa ada penghalang-penghalang nya, untuk itulah saya bawakan tulisan dibawah ini, semoga kita bisa introspeksi dan makin giat untuk berdoa, merasa fakir dan banyak bersyukur kepada
Allah, dan berhuznuzan apabila Allah belum mengabulkan do’a kita dan berusaha mengambil hikmahnya, karena Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita. Dan semoga kita bisa lebih banyak bersyukur dan mengingat Allah atas nikmat-nikmat dan karunia yang Allah berikan pada kita.

Itulah tujuh trik yang dapat kita lakukan dalam menghadapi berbagai ujian hidup. Apapun yang menimpa diri kita, Insya Allah akan menjadi kebaikan kalau dihadapi dengan sikap positif berhuznuzan kepada Allah, optimisme, bersabar dengan berikhtiar dan dibingkai dengan doa. Sesungguhnya pertolongan Allah akan datang jika kita memohon kepada-Nya dan bersabar disetiap ujian yang diberikan.

“Hai orang orang yang beriman jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang orang yang sabar.” (Q.S. Al Baqarah: 153).

Dan ingatlah, segala sesuatu yang kita miliki adalah kepunyaan Allah dan akan kembali kepada-Nya. Semoga kita menjadi orang-orang yang beruntung dalam meraih jannah-Nya.

Sumber : PercikanIman.Org